Minggu, 16 Oktober 2022

Zat aditif

 

Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat pembuatan makanan. 


Penambahan zat aditif bertujuan untuk 

  1. memperbaiki penampilan, 
  2. menambah cita rasa, 
  3. memperbaiki tekstur, 
  4. menambah aroma, dan 
  5. memperpanjang daya simpan
  6. meningkatkan nilai gizi makanan dan minuman seperti penambahan protein mineral dan vitamin.

 

Berdasarkan fungsinya zat aditif pada makanan dan minuman dapat dikelompokkan menjadi 

  1. pewarna, 
  2. pemanis, 
  3. pengawet, 
  4. penyedap, 
  5. pemberi aroma, 
  6. pengental, dan 
  7. pengemulsi.

 

berdasarkan asalnya zat aditif pada makanan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan.

zat aditif alami adalah zat aditif yang bahan bakunya berasal dari makhluk hidup, misalnya zat pewarna dari tumbuhan, penyedap dari daging hewan, zat pengental dari Alga, dan sebagainya. Zat-zat alami ini pada umumnya tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia.

sebaliknya zat aditif buatan bila digunakan melebihi jumlah yang diperbolehkan dapat membahayakan kesehatan. Zat aditif buatan diperoleh melalui proses reaksi kimia yang bahan baku pembuatannya berasal dari bahan-bahan kimia, misalnya bahan pengawet dari asam benzoat, pemanis buatan dari sakarin, pewarna dari Tartrazin, dan lainnya. Zat aditif buatan harus digunakan sesuai dengan jumlah yang diperbolehkan dan sesuai fungsinya. penyalahgunaan pewarna buatan seperti bahan pewarna tekstil yang digunakan sebagai pewarna makanan sangat berbahaya untuk kesehatan. 

 

 

 

Pewarna 

pewarna adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman dengan tujuan untuk memperbaiki atau memberi warna pada makanan atau minuman agar menarik. secara alami masyarakat dapat memperoleh warna hijau dari suji dan pandan atau warna merah dari strawberry. 

pada saat ini masyarakat dapat menggunakan pewarna buatan yang mudah dibeli di pasaran. warna alami pada umumnya aman untuk kesehatan, sedangkan bahan pewarna buatan yang pemakaiannya disalahgunakan dapat membahayakan kesehatan. 

 

Pewarna alami

pewarna alami adalah pewarna yang dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan banyak bahan-bahan di sekitar kita yang dapat dipakai sebagai pewarna alami. daun suji dan daun pandan dipakai sebagai pewarna hijau pada makanan. selain memberi warna hijau daun pandan juga memberi aroma harum pada makanan. selain daun suji dan daun pandan, strawberry dan buah naga merah, juga sering digunakan untuk memberikan warna merah pada makanan. pewarna alami mempunyai keunggulan yaitu lebih sehat dan tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi dibandingkan pewarna buatan. namun pewarna makanan alami memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat atau pucat, dan jenisnya terbatas. 

 

Pewarna buatan 

pewarna buatan diperoleh melalui proses reaksi atau sintesis kimia, menggunakan bahan yang berasal dari zat kimia sintetis. pewarna pada umumnya mempunyai struktur kimia yang mirip seperti struktur kimia pewarna alami, misalnya apokaroten yang mempunyai warna oranye mirip dengan warna wortel. beberapa bahan pewarna sintetis dapat menggantikan pewarna alami. pewarna sintetis yang dibuat khusus untuk makanan dan ada pula untuk industri tekstil dan cat. 

saat ini Sebagian besar orang lebih senang menggunakan pewarna buatan untuk membuat aneka makanan dan minuman yang berwarna.

 

Bahan pewarna buatan dipilih karena memiliki beberapa keunggulan dibanding pewarna alami yaitu harganya murah, praktis dalam penggunaan, warnanya lebih kuat, jenisnya lebih banyak, dan warnanya tidak rusak karena pemanasan.

 

penggunaan bahan pewarna buatan untuk makanan dan minuman harus melalui pengujian yang ketat untuk kesehatan konsumen. pewarna yang telah melalui pengujian keamanan dan yang diizinkan pemakaiannya untuk makanan dan minuman dinamakan permitted colour atau sertified colour.

Pewarna buatan, sudah digunakan secara luas oleh masyarakat sebagai bahan pewarna dalam produk makanan dan minuman. namun sebagian masyarakat masih menggunakan bahan pewarna buatan yang tidak sesuai dengan peruntukannya contoh penggunaan pewarna buatan yang tidak sesuai peruntukannya adalah penggunaan pewarna tekstil untuk makanan yang dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pewarna tekstil dan pewarna cat tidak boleh digunakan sebagai pewarna makanan dan minuman, karena pewarna tekstil dan cat biasanya mengandung logam-logam berat seperti antimoni, barium, kadmium, kromium, raksa, merkuri, dan selenium, yang bersifat racun bagi tubuh. 

 

Pemanis 

pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman sehingga dapat menyebabkan rasa manis pada makanan atau minuman. Bahan pemanis ada 2 jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.

 

Pemanis alami

pemanis alami yang umum digunakan untuk membuat rasa manis pada makanan dan minuman adalah gula pasir, gula kelapa, gula aren, gula lontar, dan gula bit. gula tersebut digunakan sebagai pemanis pada makanan dan minuman sesuai dengan keperluan. penggunaan pemanis alami juga perlu mengikuti takaran tertentu.

 

Pemanis buatan

pemanis buatan mempunyai rasa manis hampir sama atau lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. pemanis buatan dibuat melalui reaksi kimia tertentu sehingga dapat dihasilkan senyawa yang mempunyai rasa manis. pemanis buatan dibuat dengan tujuan sebagai pengganti gula alami. beberapa contoh pemanis buatan adalah siklamat, aspartam, kalium asesulfam, dan sakarin. pemanis pemanis ini mempunyai tingkat kemanisan lebih besar dibandingkan dengan gula pasir. pemanis buatan dapat digunakan untuk menggantikan pemanis alami bagi orang-orang yang tidak diperbolehkan mengonsumsi pemanis alami, seperti penderita kencing manis atau diabetes melitus. Selain itu pemanis buatan tidak menghasilkan kalori dalam tubuh, sehingga sering digunakan oleh orang yang diet. 

penggunaan pemanis buatan yang berlebihan dan tidak sesuai dengan jumlah yang diperbolehkan dapat membahayakan kesehatan. Oleh sebab itu, bila menggunakan pemanis buatan periksalah aturan pemakaiannya. 

 

 Terima kasih sudah menonton video ini jangan lupa untuk mendukung channel ini dengan menekan tombol

 

 

Pengawet

Agar bahan makanan tidak cepat rusak karena tumbuhnya jamur,

bakteri atau mikroorganisme lain, makanan dapat ditambahkan bahan pengawet dalam jumlah tertentu.

pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang berfungsi untuk menghambat kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang tumbuh pada makanan dan minuman.

bahan pengawet mencegah tumbuhnya mikroorganisme sehingga reaksi kimia yang disebabkan oleh mikroorganisme tersebut dapat dicegah, misalnya fermentasi pada makanan dan minuman tersebut. reaksi-reaksi kimia lain juga dapat dicegah oleh adanya pengawet antara lain pengasaman, oksidasi, pencoklatan atau Browning, dan Reaksi enzimatis lainnya. contoh bahan pengawet dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut 

pengawetan bahan makanan atau minuman dengan memberikan zat aditif seperti pada tabel merupakan cara pengawetan secara kimia.

Cara lain mengawetkan makanan adalah dengan cara Pengasinan atau pemanisan. misalnya ikan asin, manisan buah atau daging panggang dapat awet secara alami.

metode pengawetan lain adalah dengan cara fisik misalnya dengan pemanasan, pendinginan, pembekuan, pengasapan, pengeringan, dan penyinaran. 

 

Penyedap 

penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. 

Adapun bahan penyedap alami yang umum digunakan adalah garam, bawang putih, Bawang Merah, cengkeh, pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar, sereh, dan kayu manis. Pada makanan berkuah kaldu dari daging dan tulang pada umumnya digunakan sebagai penyedap.

selain penyedap alami juga terdapat penyedap buatan. penyedap buatan yang umum digunakan pada makanan adalah vetsin yang mengandung senyawa monosodium glutamat atau MSG, atau mononatrium glutamat atau MSG. senyawa ini dibuat dari fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri micrococcus glutamicus. banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa penggunaan MSG yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan nama sindrom restoran Cina atau Chinese Restaurant Syndrome, dengan gejala pusing, mulut terasa kering, lelah, mual, atau sesak nafas. dosis maksimal penggunaan MSG yang ditetapkan oleh WHO adalah 120 mg per kg berat badan. misalnya berat badan 40 Kg maka jumlah MSG maksimal yang dapat dikonsumsi adalah sebesar 480 mg atau 0,48 gram. 

 

 

Pemberi aroma

pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma tertentu pada makanan atau minuman. penambahan zat pemberi aroma dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami, diantaranya adalah ekstrak buah nanas, ekstrak buah anggur, minyak atsiri, dan vanili. beberapa kue menggunakan murbei sebagai pemberi aroma.

Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis atau disebut dengan essen misalnya amil kaproat untuk aroma apel, Amil asetat untuk aroma pisang ambon, etil butirat untuk aroma nanas, vanilin untuk aroma vanilla, dan metil antranilat untuk aroma buah anggur, disebut sebagai pemberi aroma sintetis.

 

Pengental

Pengental adalah bahan tambahan yang digunakan untuk menstabilkan, memekatkan atau mengentalkan, makanan yang dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. bahan pengental alami misalnya Pati, gelatin, Gum, agar-agar, dan alginat.

agar kuah dari capcay kental biasanya dalam memasak capcay diberikan larutan Pati. selain pada capcay, pengentalan biasanya ditambahkan pada pembuatan permen karet yang umumnya menggunakan pengental Gum. 

 

Pengemulsi 

pengemulsi adalah bahan tambahan yang dapat mempertahankan penyebaran atau dispersi lemak dalam air dan sebaliknya. minyak dan air tidak saling bercampur, namun bila ditambahkan sabun, kemudian diaduk Keduanya dapat dicampur. sabun dalam contoh tersebut disebut sebagai zat pengemulsi. contoh zat pengemulsi makanan adalah lesitin yang terkandung dalam kuning telur maupun dalam kedelai. lesitin banyak digunakan dalam pembuatan mayones dan mentega. apabila tidak ditambahkan zat pengemulsi, lemak dan air pada mayones dan mentega akan terpisah.